“Untuk menuju kepada kebangkitan zakat, tentunya BAZNAS memerlukan dukungan semua pihak, mulai dari pemrintah, masyarakat muslim, dan tentunya para siswa. Sebab, kebangkitan zakat dapat menanggulangi kemiskinan, karena penyaluranya merupakan bentuk pemerataan pendapatan kepada masyarakat kurang mampu, atau dhuafa. Artinya, zakat yang diberikan kepada kaum dhuafa tidaklah sekadar pola menengadahkan tangan ke atas untuk menerima dari pihak pemberi, atau Muzakki,” urai Ketua Yayasan Pondok Pesantren DDI Galesong Baru ini.
“Bagi kami, tentunya kunjungan adik adik SMPN 13 ke BAZNAS ini memiliki arti penting. Dari sini juga sudah bisa diprediksi, kebangkitan zakat sebagai wadah ekonomi ummat semakin menguat. Mengapa? Karena sejak dini, anak anak kita sudah tahu bagaimana zakat, infak, dan sedekah itu sendiri,” tutup Gus Taslim—sapaan akrab Ketua Dewan Instruktur PW Ansor Sulsel, dan Ketua Dewan Penasihat PC GP Ansor Kota Makassar ini.
Pernyatan senada dikemukakan Kabid II, Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, Astin Setiawan. Saat mendampingi kunjungan siswa SMPN 13 bersama Ahmad Taslim dan Kabid I Bidang Pengumpulan, Nabil Salim, Asti Setiawan mengurai panjang lebar tentang BAZNAS.
Menurutnya, BAZNAS merupakan lembaga terpercaya dan kredibel mengurus zakat, infak, dan sedekah. BAZNAS juga diatur oleh UU No. 38 1999 Tentang Pengelolaan Zakat dengan KMA 373 Tahun 2003 yang kemudian diamandemen menjadi UU No 23 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dengan PP No 14 Tahun 2014 dan KMA 333 2015.
Selama dua puluh dua tahun kita telah menikmati indahnya zakat dalam sistem hukum nasional banyak program telah direalisasikan untuk meningkatkan kesejahteraan umat.
Lalu, bagaimana dengan pemberdayaan zakat? Asti menyebutkan, pemberdayaan zakat bertujuan untuk pemerataan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan. Merupakan salah satu solusi yang selayaknya dijalankan dengan baik.
Pemerataan pendapatan melalui konsep zakat berbasis pada penyisihan sebagian harta yang dimiliki seseorang untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. (din pattisahusiwa)