PEDOMAN RAKYAT, JAKARTA –. Asia e University Malaysia menganugerahi mantan Dirut PT. Semen Tonasa dan PT Kawasan Berikat Nasional (KBN) H.M.Sattar Taba dengan jabatan akademi Guru Besar (Profesor), di kampus Asia e University, Wisma Subang Jaya, Selangor, pada Kamis, 8 Juni 2023.
Panganugerahan jabatan Profesor kepada pria kelahiran Makassar, 12 September 1955 itu sebagai pengakuan atas kontribusinya di bidang industri, Prof. Dr. H.M. Sattar Taba, SE., M.IP., mendapat gelar Professor “as Practice by Industrial” dan dikukuhkan dalam upacara yang dipimpin oleh Vice Chancellor, Prof. Emeritus Tan Sri Datuk Dr. Nik Mustapha Abdullah.
Asia e University merupakan universitas di Malaysia yang berdiri sejak April 2007. Universitas ini menyediakan program akademik berstandar internasional berlisensi “Open Distance Learning”. Asia e University memiliki akreditasi Malaysian Qualifications Agency (MQA) dan Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia dengan nilai “Very Good” (4-bintang) University.
Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan Asia e University di antaranya adalah Deputy Vice Chancellor, Prof. Dr. Juhary Ali, para dekan dan dosen. Hadir pula Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia, pimpinan beberapa perusahaan dari Indonesia, dan keluarga besar H.M. Sattar Taba.
”Sebuah kehormatan yang istimewa dan rasa tanggung jawab saya berdiri di hadapan Bapak Ibu hari ini sebagai Profesor “of Practice Industry” yang baru dikukuhkan di Asia E University, Malaysia,” kata Sattar Taba dalam pidato pengukuhannya.
Ia menuturkan, selama lebih dari 5 dekade telah menjadi seorang pembelajar, mengalami secara langsung perubahan monumental dalam lanskap (era) industri. Ayah empat anak plus beberapa cucu ini telah menyaksikan beberapa fase transformasi dari era tenaga kerja manual ke otomatisasi, dari proses operasi ke sistem terintegrasi, dan dari pasar domestik hingga ke era globalisasi.
”Saya percaya bahwa evolusi ini telah mendorong kita untuk terus beradaptasi, memberi kita banyak kesempatan belajar. Saat ini, saya menyandang jabatan Profesor Industri di lembaga prestisi ini, objektif saya adalah untuk memastikan bahwa kita terus belajar, berproses, berkembang dan berjuang menghadapi tantangan dan peluang-peluang baru,” Sattar Taba menambahkan.
Selama 40 tahun lebih memimpin beberapa perusahaan milik negara, Sattar Taba selalu ditugaskan di tempat yang menantang. Tahun 1985, ia menjabat Direktur di dua anak perusahaan Semen Tonasa, yaitu PT Puma Karya Manunggal dan PT Pelayaran Tonasa Lines. Dua anak perusahaan itu memiliki “cash flow” rendah dan utang banyak. Di bawah pimpinan Sattar Taba “cash flow” meningkat, utang terlunasi. Perusahaan untung sehingga bisa memberikan bonus ke karyawan, bahkan memiliki kapal angkutan kargo.
Pada tahun 1987, ia memimpin PT Semen Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ketika itu sedang mengalami kesulitan. Kondisi pabrik Semen Kupang Unit I tidak lagi memiliki prospek. Konsultan independen, Boston Consultant merekomendasikan Semen Kupang dilikuidasi. Alasannya, pabrik itu tidak bisa diandalkan karena lebih besar kerugian dibandingkan modal perusahaan.
Sattar Taba tidak mau menyerah pada kondisi itu. Berkat usaha yang gigih dan pantang menyerah disertai ide-ide kreatif, perusahaan berhasil diselamatkan. Salah satu terobosan Sattar Taba dan tim adalah berhasil merintis dan membangun pabrik Semen Kupang Unit II dan menembus pasar ekspor Australia.
Pada tahun 2000, Sattar Taba dipromosikan ke PT Semen Tonasa, menjabat Direktur Keuangan selama lima tahun dan Direktur Utama selama tujuh tahun. Pada masa kepemimpinannya, kapasitas produksi pabrik semen Tonasa II, III dan IV meningkat secara signifikan, dan dibangun pula pabrik baru yaitu Tonasa V.
Ia juga membangun berbagai fasilitas utama PT Semen Tonasa seperti Pelabuhan Kargo, Pelabuhan Batubara, Wisma Karyawan dan Pembangkit Listrik berkapasitas 2×35 Megawatt. Perusahaan memiliki “cash flow” triliunan rupiah. Laba besar dan memberikan kesejahteraan dalam bentuk bonus yang berlipat-lipat ke semua karyawan.