PEDOMAN RAKYAT, MAKASSAR – Mattulada merupakan sosok yang multidimensional. Ketika mengajar para mahasiswanya pada tahun 1970-an, ia mengajar mahasiswa dengan penuh kasih sayang. Tidak ada dosen yang mengajar dengan menjauhkan diri dengan mahasiswa.
“Bahasa, pikiran dan konteks pemikiran Mattulada mencerminkan dia seorang pemimpin transformatif dengan gaya intelektual yang berperadaban dengan memadukan pemikiran masa lalu dengan di kekinian,” demikian terungkap dalam acara bedah buku ‘MATTULADA, Dari Pejuang hingga Ilmuwan’ yang ditulis M Dahlan Abubakar di Aula Prof Mattulada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Kampus Tamalanrea, Selasa (5/12/2023).
Bedah buku ini diawali dengan pembacaan Sureq I La Galigo oleh Basiah, S.H., M.M. salah seorang dosen Departemen Sastra Daerah FIB Unhas yang juga termasuk salah seorang yang ikut mengalih-aksarakan karya La Galigo di Negeri Belanda dari aksara lontara Bugis ke aksara Latin dan dari bahasa Bugis Kuno ke bahasa Indonesia.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas Prof.Dr.Akin Dulu, M.A. yang hadir dalam acara ini bersama Wakil Dekan II Dr.Dafirah, M.Hum, mengatakan, kita bersyukur bahwa salah seorang dari murid Prof.Mattulada yang kemudian berkesempatan menulis buku ini.
“Saya tahu, Kak Dahlan ini, karena sudah pensiun memiliki banyak kesempatan menulis buku yang ketika menyusun dan menerbitkan buku ini banyak berkonsultasi dengan kami. Sebagai pimpinan fakultas, saya memberi dorongan,” kata Prof.Akin Duli.
Menurut Akin Duli, kalau kita ingin mengenal Mattulada, dapat mengetahuinya dari karya-karyanya. Mattulada sesuai dengan judul buku tersebut, “Dari Pejuang hingga Ilmuwan” kalau melihat rekam jejaknya dapat dibaca melalui buku karya penulis yang sebenarnya merupakan biografi.