“Ini tujuannya semata-mata untuk memberikan stimulus agar lebih bersemanagat, dan berkeyakinan, serta berbakti kepada leluhur,” katanya.
Miguel menjelaskan, proses pemilihan rupang dewa terakhir dilaksanakan pada tahun 1980-an. Sebab, proses ini tidak sembarang dilakukan, hanya pada saat terdapat pemindahan Rupang Buddha.
“Tadi sebenarnya proses arak-arakan karena ada disiapkan. Contoh misalnya Bendera Merah Putih, bendera kebesaran, panji-panji kebesaran, papan nama, dan senjata,” sebutnya.
Proses pemindahan rupang ini juga dilaksanakan untuk menyambut Hari Raya Imlek pada 10 Februari 2024.
Sementara itu, Pembimbing Masyarakat Buddha (Pembimas Buddha) Kementerian Agama Sulsel, Pandhit Amanvijaya berterima kasih kepada Yayasan Klenteng Kwan Kong yang telah melaksanakan proses renovasi gedung.
Menurutnya, bantuan yang diberikan pemerintah dimanfaatkan secara maksimal.
“Tugas kami selaku pemerintah yang merupakan mitra kerja tempat ibadah memang merupakan tugas dan tanggung jawab kami untuk memberi bantuan, baik sarana prasarana maupun renovasi,” (And)