Perjalanan Tri-Lintas (5) : Mengenal Gerakan Taliban

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Meski Amerika Serikat berhasil menginvasi Afghanistan pada Oktober 2001 dan menggulingkan pemerintah Taliban, mereka tidak melemah. Bahkan, mereka melakukan perang gerilya melawan pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika Serikat. Kini kelompok Taliban tersingkir dalam politik. Namun, mereka masih melakukan perlawanan terhadap pemerintah yang berkuasa. Konflik bersenjata terus berkecamuk di negeri itu hingga kehadiran saya dalam kegiatan pelatihan di Kabul pada 2012.

Pada 2019 delegasi Taliban beranggotakan delapan orang yang dipimpin Mullah Abdul Ghani Baradar datang ke Indonesia bertemu pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saya berharap kedatangan mereka dapat mengambil pelajaran dari masyarakat Islam Indonesia tentang pentingnya demokrasi, pluralisme, dan kerukunan beragama meskipun implementasinya masih jauh dari harapan.
Empat miliar dolar Amerika Serikat dikucurkan buat memperbaiki situasi kaum perempuan di Afghanistan sejak 2001.

Organisasi nirlaba Oxfam mencatat setidaknya empat juta bocah perempuan duduk di bangku sekolah. Berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, khususnya bagi anak-anak perempuan. Namun, tekanan sosial terhadap kaum perempuan tidak banyak berubah.

Setelah 20 tahun, Amerika Serikat akhirnya memutuskan untuk menarik seluruh pasukannya dari Afganistan, dan tanpa dukungan tersebut dalam waktu singkat tentara Taliban pun meraih kemenangan telak. Pada 15 Agustus 2021, Kabul berhasil dikuasai kembali oleh Taliban yang sekaligus menandai jatuhnya pemerintahan Presiden Asraf Gani. Beberapa hari kemudian, pada 19 Agustus, Taliban resmi mendeklarasikan negara baru bernama Islamic Emirate of Afganistan.

Sejak kembali berkuasa, pemerintah Taliban telah mengeluarkan aturan yang mendiskriminasi perempuan, antara lain adalah larangan perempuan bersekolah setelah tingkat dasar dan mewajibkan pemakaian burqa. Bahkan di 2022, pemerintah Taliban resmi melarang perempuan untuk menempuh pendidikan di universitas. Kini Afganistan mengalami krisis kemanusiaan dan ekonomi yang sangat parah, sedangkan kondisi perempuan dan anak perempuan semakin tertindas.

Baca juga :  BPJS Ketenagakerjaan Bone Bertemu Pekerja Rentan

Sungguh nyeri hati saya setiap mengingat saudari-saudari perempuan di Afganistan. Semoga umat Islam Indonesia tidak akan pernah menjadi Taliban. Jangan pernah! (Bersambung).

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Identitas” Unhas Kembali Gelar Dikdas

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Penerbitan Kampus ‘identitas’ Universitas Hasanuddin, Sabtu (11/10/2025) menggelar pendidikan dasar (dikdas) bagi para reporter dan...

Nyalakan Kembali Nama Mayor Thoeng di Hati Makassar

Oleh Arjuna Asnan Amin Alumni Departemen Sejarah FIB Unhas Nama Mayor Thoeng Liong Hoei mungkin belum banyak dikenal oleh...

Akar Rumput Rayakan Kebersamaan Lewat Milad Beruntun Akhir Pekan Ini

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Komunitas Akar Rumput kembali menunjukkan kehangatan dan kekompakannya. Akhir pekan ini, kelompok yang dikenal akrab dan...

PUKAT Sulsel Desak Penegakan UU Minerba, Tambang Ilegal di Maros Ancam Warga dan Lingkungan

PEDOMANRAKYAT, MAROS – Debu merah berterbangan di sepanjang poros Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Truk-truk bertonase besar hilir...