Oleh Musdah Mulia
Pengantar
Sisilia merupakan sebuah daerah otonomi Italia dengan status khusus wilayah budaya dan pulau terbesar di Laut Tengah. Memiliki wilayah seluas 25.703 km2, pulau ini dihuni oleh sekitar 4.968.991 jiwa.
Di kota pulau ini, Palermo, Musdah Mulia melanglangbuana. Menyebut kota dengan penduduk 657.935 jiwa (populasi 2009) ini, yang terbayang di benak kita adalah kota dengan masa lalu yang kelam dan kejam. Aksi mafia yang tiada tara di planet ini dengan rekor pembunuhan yang terkenal marak di kota ini.
Cerita tentang wajah kelam Palermo tidak menyurutkan semangat Musdah Mulia menginjakkan kakinya ke sana. Di Palermo ada jejak-jejak kejayaan Islam pada masa lalu. Sejarah itulah yang ingin diwujudkan maha guru ini yang selama ini hanya menerimanya secara verbal dari sang dosennya, mendiang Prof Harun Nasution. Catatan Musdah Mulia ini dimuat mulai hari ini. (Redaksi).
Guru saya, Prof. Dr. Harun Nasution, adalah pakar sejarah Islam yang luar biasa. Kuliahnya selalu memukau dan meninggalkan bekas mendalam pada diri saya sebagai muridnya di Pascasarjana UIN Jakarta. Salah satu yang berkesan adalah penjelasan beliau tentang masa kejayaan Islam di Sisilia, Italia.
Ketika itulah saya mengenal nama Palermo, ibu kota Sisilia yang pernah menjadi salah satu pusat peradaban Islam abad pertengahan, bersanding dengan dua kota pusat peradaban Islam lainnya, yaitu Baghdad dengan Baitul Hikmah-nya di Irak dan Andalusia (Cordoba) di Spanyol.
Setelah mengunjungi Baghdad pada 2001 dan kemudian Andalusia pada 2003, saya amat memimpikan berkunjung ke Palermo untuk menyaksikan jejak peradaban Islam di sana. Kunjungan ke dua kota sebelumnya tidaklah sulit karena ada undangan seminar yang kebetulan mengambil tempat di sana.
Tidak demikian halnya dengan Palermo. Ini bukan kota yang populer dalam kegiatan ilmiah. Mengunjungi suatu tempat tanpa alasan yang jelas, terlebih lagi tanpa ada undangan dari suatu lembaga di kota tersebut, sungguh tidaklah mudah, selain juga membutuhkan biaya besar. Meskipun saya berkali-kali datang ke Italia, tidak banyak orang Italia yang mengenal kota ini. Saya hampir putus asa mewujudkan mimpi untuk berkunjung ke sana.