PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Ramainya permasalahan biaya perpisahan yang dilaksanakan di tingkat TK, SD, SMP ataupun SMA menjelang akhir tahun ajaran, kini menjadi polemik di masyarakat, khususnya bagi para orang tua peserta didik.
Pasalnya, tingkat ekonomi sebagian orang tua siswa-siswi utamanya Sekolah Dasar (SD) di Makassar tersebut bervariasi, mulai dari buruh bangunan, ojek online, bentor, penjual ikan, serabutan, bahkan ada seorang janda yang harus menghidupi 5 orang anaknya dengan berjualan ayam potong di pinggir jalan, dan mereka pun diwajibkan untuk mengeluarkan biaya perpisahan yang cukup tinggi oleh sekolah masing-masing.
Sebagai contoh, di SD Negeri Sambung Jawa 1, seorang wali siswa berinisial DM (35) mengeluh akibat disuruh membayar biaya perpisahan anaknya yang menurutnya sangat berat yaitu sebesar Rp 500 ribu.
“Deh, tidak sanggup ka kalau Rp 500 ribu itu biaya perpisahannya anak ku, di mana ka mau ambil uang kodong, saya lagi ini tidak kerja (menganggur, red), artinya pekerjaan saya serabutan,” ucapnya dengan logat Makassar yang kental, di Jl Tanjung Bira, Jumat (31/05/2024).
Menurut dia, dirinya tidak pernah dipanggil rapat lalu sekonyong-konyong dapat kabar biaya perpisahan anaknya itu sebesar RP 500 ribu. Sementara DM mengaku pekerjaannya tidak jelas.
Di tempat terpisah, seorang janda beranak lima berinisial SRY (29) merasa berat dengan biaya perpisahan anaknya di SD Sambung Jawa 1 yang dibebankan pihak sekolah terhadap dirinya sebesar Rp 500 ribu.
“Berat kasian kalau 500 ribu, saya ini seorang diri (singel parent) mengurus dan membiayai 5 orang anak. Sementara seluruh guru-guru di sana bilang ikut atau tidak untuk perpisahan di Tope Jawa, tetap wajib bayar,” keluhnya.
Permasalahan yang timbul saat ini tentunya bukan tentang masalah meriahnya dan akan menjadi kenangan bagi peserta didik, tetapi dengan dalih seperti itu dirasa tidak logis.
Persoalan tersebut berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh SMP Negeri 27 Makassar dalam hal perpisahan siswa-siswi mereka.
Pihak SMP Negeri 27 Makassar hanya membebankan biaya yang cukup terjangkau dan sangat membantu bagi orang tua siswa-siswinya yaitu sebesar Rp 150 ribu per orang dan kegiatannya pun mewah dan dilaksanakan di Hotel Claro, Jl A. P Pettarani, kota Makassar.
Hal tersebut diungkapkan oleh wali kelas 9.5 UPT SPF SMP Negeri 27 Makassar Hadana, ia pun merinci, biaya perpisahan di sekolah tersebut Rp. 150 per siswa-siswi ditambah 1 orang pendamping (orang tua/wali siswa-siswi, red) juga sebesar Rp 150 ribu.
“Jadi biaya total perpisahan siswa-siswi di SMP 27 Makassar itu, siswanya plus pendamping Rp 300 ribu,” jelasnya.