Melampaui Batas, Menyiapkan Masa Depan: Kiprah LAN Dalam Transformasi Kompetensi ASN

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

“Dengan tekad melampaui keterbatasan, LAN memiliki peluang untuk memimpin perubahan, memperkuat kompetensi ASN, dan mengantarkan Indonesia menuju pemerintahan yang cerdas, inklusif, dan berintegritas.” - Muhammad Taufiq

Setiap ulang tahun adalah momen reflektif menghargai pencapaian masa lalu dan menatap masa depan dengan visi yang lebih jernih. Demikian pula dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang pada 6 Agustus 2025 ini genap berusia 68 tahun.
Usia yang matang bagi sebuah lembaga yang telah menjadi motor penggerak peningkatan kapasitas aparatur sipil negara (ASN) sejak masa awal kemerdekaan hingga era digitalisasi saat ini.

Tema besar peringatan tahun ini, "Masa Depan LAN: Melampaui Keterbatasan, Mewujudkan Kompetensi ASN di Era Transformasi", mengajak kita tidak hanya mengenang, tetapi juga menyusun ulang peta jalan LAN dalam mengakselerasi reformasi birokrasi dan pengembangan SDM aparatur negara.

Sejarah dua dekade terakhir mencerminkan konsistensi dan kapasitas LAN dalam menavigasi perubahan. Sejak 2008, di bawah kepemimpinan Dr. Asmawi Rewansyah, semangat reformasi birokrasi mulai digelorakan secara sistemik. LAN menjadi pionir dalam penerapan prinsip pay for performance yang menjadi dasar kebijakan tunjangan kinerja nasional, serta membangun infrastruktur kelembagaan yang mencerminkan arah baru birokrasi.

Tonggak penting berlanjut dengan hadirnya Prof. Dr. Agus Dwiyanto pada 2013 melalui seleksi terbuka pertama, yang melahirkan terobosan seperti Reform Leader Academy dan Sekolah Kader, sekaligus memperkuat struktur internal lewat rightsizing organisasi dan penanaman nilai-nilai baru: Integritas, Profesional, Inovatif, dan Peduli.

Transformasi ini diteruskan secara progresif oleh Dr. Adi Suryanto, M.Si., yang membawa LAN lebih adaptif dan relevan dalam menghadapi era digital. Modernisasi proses bisnis melalui e-Government membuat layanan publik dan internal lebih efisien dan transparan. Akreditasi lembaga diklat berbasis digital, dialog kebijakan yang intensif, hingga distribusi policy brief kepada para pengambil keputusan menjadi bukti konkret kontribusi LAN dalam ruang strategis kebijakan publik.

LAN juga memperkuat perannya dalam pengembangan SDM ASN melalui inovasi Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan kolaborasi ekstensif dengan perguruan tinggi negeri. Lewat pembentukan Forum Kelitbangan dan pendampingan langsung kepada pemerintah daerah melalui Laboratorium Inovasi, LAN menegaskan posisinya sebagai katalis perubahan birokrasi yang berpihak pada kebutuhan nyata masyarakat.

Namun pertanyaan krusialnya tetap menggantung dan menantang untuk dijawab bersama: apa peran LAN dalam dua dekade ke depan, ketika transformasi digital, disrupsi teknologi, dan tuntutan masyarakat yang kian dinamis mengubah wajah birokrasi secara fundamental?

Baca juga :  Dengan Gerindra, Surianto Masuk Tiga Calon Kuat Pilkada Parepare

Artikel ini mencoba mengurai tantangan, merumuskan strategi, dan menyajikan gambaran masa depan LAN yang tak sekadar adaptif, tetapi juga visioner.

LAN: Pilar Pengembangan Kompetensi ASN

Lembaga Administrasi Negara (LAN) bukan sekadar institusi teknokratik, melainkan think tank strategis sekaligus motor penggerak reformasi birokrasi. LAN memainkan peran sentral sebagai penghubung antara kebijakan dan implementasi, khususnya melalui pengembangan kompetensi aparatur sipil negara (ASN).

Dalam lintasan sejarahnya, LAN telah memberikan kontribusi nyata dalam berbagai aspek, mulai dari desain dan pelaksanaan pelatihan kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional, riset kebijakan publik, hingga mendorong lahirnya berbagai inovasi layanan pemerintahan.

Hingga tahun 2024, LAN telah melatih lebih dari 120.000 ASN melalui program pelatihan kepemimpinan nasional (dulu PIM Tingkat I–IV, yang sejak 2019 berevolusi menjadi Pelatihan Kepemimpinan Nasional/PKN). Program PKN kini dirancang dengan pendekatan yang lebih progresif seperti experiential learning, problem-based learning, dan proyek perubahan yang langsung diimplementasikan di instansi peserta.

Tak hanya itu, LAN juga terus memfasilitasi beragam pelatihan fungsional dan teknis bagi ASN dari berbagai sektor.

Namun, posisi strategis ini kini menghadapi tantangan baru yang bersifat struktural dan paradigmatik. Birokrasi tidak lagi cukup dijalankan secara statis dan prosedural; ASN kini dituntut berpikir sistemik, bekerja lintas disiplin dan sektor, serta menguasai teknologi dan data digital.

Perubahan ini menuntut transformasi radikal dari LAN. Bukan sekadar beradaptasi, tetapi melakukan lompatan besar (quantum-leap) untuk mendesain ulang pendekatan pembelajaran, membangun ekosistem kolaboratif, dan memimpin orkestrasi pengembangan talenta ASN agar tetap relevan dan berdampak di masa depan.

Tantangan Masa Depan: Keterbatasan yang Harus Ditransformasi
Dalam menghadapi dinamika masa depan, LAN perlu mencermati sejumlah tantangan strategis yang semakin kompleks dan mendesak.

Pertama, model pembelajaran ASN saat ini masih terlalu konvensional, meski telah terdigitalisasi, pendekatannya tetap instruksional dan satu arah. Hal ini tidak selaras dengan karakteristik ASN generasi baru seperti Gen Z dan milenial yang lebih responsif terhadap pembelajaran yang interaktif, kontekstual, dan berbasis tantangan (challenge-based learning).

Kedua, terdapat kesenjangan signifikan dalam kompetensi digital. Permasalahan utama bukan lagi pada infrastruktur, melainkan pada kapasitas individu ASN yang masih minim literasi digital, dan jauh dari penguasaan keterampilan lanjutan seperti data analytics, design thinking, atau pemanfaatan AI dalam layanan publik.

Ketiga, tantangan integrasi pengetahuan menjadi semakin relevan. Kompleksitas isu kebijakan menuntut ASN memiliki perspektif lintas sektor dan disiplin—seorang analis kebijakan, misalnya, kini harus memahami dinamika ekonomi digital, transformasi sosial, dan perkembangan teknologi secara simultan. LAN dituntut untuk merancang model pelatihan yang bersifat multidisipliner dan adaptif.

Baca juga :  Gapoktan Padaidi Bone Berharap Tidak Ada Lagi Kelangkaan Pupuk

Keempat, fragmentasi antar lembaga dalam pengembangan ASN masih tinggi. Banyak program pelatihan berjalan secara terpisah, tanpa arah strategis bersama. Jika LAN tidak segera mengambil posisi sebagai perancang utama (policy architect) ekosistem pengembangan ASN nasional, maka perannya berisiko tereduksi menjadi sekadar pelaksana teknis.

Melampaui Keterbatasan: Strategi Menuju LAN Masa Depan

Untuk merespons tantangan besar yang dihadapi birokrasi ke depan, LAN perlu melakukan transformasi strategis dan mendalam agar mampu melampaui keterbatasan saat ini dan tampil sebagai pemimpin perubahan.

Pertama, LAN harus berevolusi menjadi lembaga riset dan inovasi kebijakan SDM ASN yang unggul. Tidak cukup hanya menyelenggarakan pelatihan teknis, LAN perlu memperkuat fungsi riset berbasis data dan teknologi, seperti big data analytics, artificial intelligence, dan pemetaan tren global guna merumuskan strategi pengembangan kompetensi ASN yang visioner dan berbasis bukti.

Kedua, LAN perlu merancang kurikulum pembelajaran yang modular, fleksibel, dan kontekstual. Pola pelatihan satu ukuran untuk semua tidak lagi relevan; yang dibutuhkan adalah sistem micro-credential dan sertifikasi digital yang memungkinkan ASN membangun jalur belajar sesuai kebutuhan peran dan tantangan di lapangan.

Ketiga, LAN harus memposisikan diri sebagai National Center of Excellence di bidang-bidang strategis seperti kepemimpinan transformasional, pelayanan publik berbasis digital, dan manajemen reformasi birokrasi. Hal ini menuntut LAN membangun jejaring kolaboratif yang kuat dengan perguruan tinggi, mitra internasional, dan sektor swasta untuk memastikan pembelajaran selalu terkini dan aplikatif.

Keempat, pengembangan ekosistem pembelajaran berbasis teknologi menjadi keharusan. LAN perlu mengintegrasikan platform pembelajaran nasional yang kuratif, interaktif, dan adaptif seperti Learning Experience Platform berbasis AI yang mampu memberikan rekomendasi konten secara personal sesuai profil, kebutuhan, dan potensi ASN.

Kelima, LAN harus melampaui peran tradisional sebagai penyedia pelatihan dan mengambil posisi sebagai katalisator inovasi birokrasi. Ini bisa diwujudkan melalui program-program seperti GovTech bootcamp, policy innovation lab, hingga kompetisi solusi digital ASN yang mendorong terciptanya budaya inovatif dan agile dalam birokrasi.

Dengan pendekatan ini, LAN tidak hanya menjawab tantangan masa depan, tetapi juga menjadi motor penggerak transformasi ASN yang berdampak nyata.

Momentum Regenerasi dan Digital Leadership

Sebagai institusi yang bertanggung jawab atas pelatihan kepemimpinan nasional, LAN memiliki peran strategis dalam membentuk sosok pemimpin digital di lingkungan pemerintahan. Tantangan ke depan tidak lagi cukup dijawab dengan mencetak pejabat yang sekadar patuh terhadap prosedur, melainkan membutuhkan pemimpin visioner yang mampu mengantisipasi perubahan, membaca arah zaman, dan menciptakan terobosan kebijakan yang relevan.

Baca juga :  Koperasi Nelayan Celebes HNSI Gowa Sosialisasi Manfaat Bukan Penerima Upah Bagi Nelayan di Danau Mawang Gowa.

Untuk itu, digital mindset dan adaptive leadership harus menjadi pondasi utama dalam setiap level pelatihan kepemimpinan yang dikembangkan LAN bukan sebagai pelengkap, tetapi sebagai inti dari transformasi kepemimpinan birokrasi masa depan.

LAN tidak dapat bergerak sendiri dalam menghadapi kompleksitas tantangan pengembangan ASN ke depan. Diperlukan orkestrasi kolaboratif lintas institusi untuk membangun ekosistem pengembangan talenta birokrasi yang terpadu dan berkelanjutan.

Kementerian PAN-RB sebagai perumus kebijakan, BKN sebagai pengelola manajemen ASN, Kementerian Keuangan sebagai pengatur anggaran, BPSDM daerah sebagai pelaksana di tingkat lokal, hingga perguruan tinggi dan penyedia teknologi swasta harus terlibat aktif dalam satu irama transformasi.

Dalam ekosistem ini, LAN harus mengambil peran sebagai dirigen, pemimpin orkestrasi yang mengarahkan visi, menyinergikan inisiatif, dan memastikan seluruh komponen bergerak harmonis menuju peningkatan kompetensi ASN yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing.

Mimpi Besar untuk ASN Unggul 2045

Seperti dikemukakan oleh Bintoro Tjokroamidjojo (2006), pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan bahkan peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya.

Pada 2045, Indonesia akan memasuki usia emas kemerdekaan. Untuk menjadi negara maju, tidak cukup hanya dengan infrastruktur dan investasi. Kita memerlukan SDM ASN yang unggul, lincah, dan mampu menghadirkan layanan publik yang adaptif dan inovatif.

Dalam konteks ini, birokrasi bukan sekadar instrumen administratif, melainkan aktor strategis dalam mengorkestrasi perubahan sosial. Maka, Lembaga Administrasi Negara (LAN) tidak lagi cukup diposisikan sebagai lembaga pelatihan teknokratik, tetapi harus mengambil peran sebagai knowledge institution, pengarah, pengembang, sekaligus penjaga kualitas transformasi birokrasi Indonesia.

Di usianya yang ke-68, dengan memperkuat kapasitas kelembagaan dan memperjelas orientasi pada hasil, LAN dituntut untuk memberikan premium service yakni layanan yang bersifat transformatif, kontekstual, dan berdampak langsung pada para pemangku kepentingan.

Dirgahayu LAN ke-68 Teruslah menjadi inspirasi, penggerak, dan penjaga asa bagi terwujudnya ASN unggul Indonesia.

*) Marlina Masjidi, Analis Anggaran Ahli Pertama Politeknik STIA LAN Makassar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Universitas Indonesia Timur (UIT) Jalin Kerja Sama Strategis dengan PT Solusi Intek Indonesia dalam Bidang Keamanan Siber

PEDOMANRAKYAT, BEKASI - Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar kembali memperluas jejaring kolaboratifnya dengan dunia industri melalui penandatanganan kerja...

PT. Lintas Kajima dan Universitas Indonesia Timur Menjalin Kemitraan Strategis untuk SDM Unggul

PEDOMANRAKYAT, BOGOR - Sebuah langkah maju yang signifikan telah terukir dalam dunia pendidikan dan industri Indonesia! Pada Kamis,...

Gubernur Sumut Bobby Nasution Dukung Penutupan THM yang Langgar Aturan

PEDOMANRAKYAT, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Polda Sumut yang mengusulkan penutupan...

Kunjungi Siak, Mentan Amran Prioritaskan Petani: Akses Air dan Pupuk Jangan Dipersulit

PEDOMANRAKYAT, SIAK - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen pemerintah untuk membela kepentingan petani saat meninjau...