Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Bila spiritualitas tidak semata sebagai bahan kajian, melainkan penghayatan, maka seseorang senantiasa akan merasakan kehadiran Allah SWT kapan pun dan di mana pun dia berada.
Orang yang meyakini dan merasakan betul hubungan intim antara dirinya dan Zat Yang Agung sekaligus Pengasih, maka tak ada hal lain kecuali ketenangan dan kestabilan yang akan dirasakan.
Posisi demikian ini tidak berarti melemahya fungsi rasio dan nafsu, melainkan justeru berbagai instrumen yang ada ini akan lebih terarah dan tak pernah merasakan kekeringan energi dari Ilahi.
Dalam kehidupan modern, kadang kala orang merasa capek akibat beratnya menyangga dan mempertahankan label-label atau topeng-topeng yang selama jadi identitasnya yang untuk sementara waktu memberikan kepuasan pada egonya.
Karena berbagai identitas itu sudah lama melekat, maka jati diri kita yang pada dasarnya spiritual dan senantiasa hanif itu tidak sempat tumbuh dan berkembang.
Masya Allah… Terima kasih ilmunya prof