PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Kegiatan otopsi terhadap jenazah almarhum Virendy Marjefy Wehantouw sudah terlaksana dan berjalan lancar pada Kamis (26/01/2023) pagi hingga siang/sore di lokasi Pekuburan Pannara yang dilakukan Tim Dokter Forensik Dokpol Biddokes Polda Sulsel bersama Inafis Polres Maros.
“Namun dalam pelaksanaan otopsi kemarin, ada hal-hal yang janggal dan kembali menimbulkan tanda tanya bagi keluarga,” kata James, ayah almarhum Virendy menjawab pertanyaan sejumlah awak media ketika ditemui di kantor Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Makassar, Jumat (27/01/2023) malam.
Wartawan senior itu menjelaskan, sehari sebelum pelaksanaan otopsi, Kasat Reskrim Polres Maros mendatangi keluarga di rumah Telkomas untuk membicarakan pelaksanaan otopsi yang ditetapkan jadwalnya pada Kamis 26 Januari 2023 pukul 09.00 pagi.
Saat itu ibu almarhum, Ny. Femmy Lotulung sempat menanyakan, apakah keluarga bisa ikut menyaksikan pelaksanaan otopsi ? Dan dijawab, nanti hanya ada 1 dari anggota keluarga yang boleh menyaksikan langsung jalannya otopsi. Dan disepakatilah Ny. Femmy Lotulung yang akan ikut menyaksikan pelaksanaan otopsi.
Tapi saat hari pelaksanaan otopsi, ibu almarhum tidak diizinkan masuk menyaksikan jalannya otopsi dan kemudian dijanjikan nanti setelah tim dokter forensik selesai otopsi barulah keluarga boleh masuk untuk menggantikan/mengenakan baju/kemeja yang baru ke jenazah almarhum.
Ketua tim dokter forensik juga menyampaikan jika ada anggota keluarga yang berlatar belakang tenaga medis, apakah dokter atau perawat, boleh masuk untuk ikut menyaksikan langsung jalannya otopsi.
“Setelah ibu almarhum tidak diperkenankan masuk ke dalam tenda tempat pelaksanaan otopsi, datang Kanit Tipidum Polres Maros menyampaikan ke saya bahwa jika ada anggota keluarga dari tenaga medis (dokter atau perawat) boleh masuk menyaksikan langsung pelaksanaan otopsi,” ujar James.
Mendapat penyampaian itu, James langsung menelpon kakak kandungnya yang berprofesi dokter, yakni dr Johanna Wehantouw. “Kakak saya kemudian datang ke lokasi otopsi. Tapi anehnya lagi, Kasat Reskrim pertamanya menghalangi dan tidak mengizinkan serta mau berkoordinasi dulu dengan tim dokter forensik yang ada di dalam tenda tertutup,” tuturnya.
Masuk kembali ke tenda tertutup, Kasat Reskrim tak keluar-keluar lagi. Akhirnya dr Johanna hendak langsung masuk tapi dicegat seorang wanita anggota tim forensik yang selanjutnya masuk memanggil Kasat Reskrim.