Oleh : Leony Aurelia Yulanputri Sawangponto dkk.
Mengenal apa itu Hoarding Disorder ? Hoarding disorder, atau gangguan menimbun, hal yang cenderung dianggap sepele, namun sebenarnya merupakan kondisi psikologis yang kompleks dan menarik. Menurut American Psychological Association (APA), hoarding disorder merupakan kondisi di mana seseorang merasa sulit untuk membuang atau melepaskan barang-barang miliknya, meskipun barang tersebut tidak bernilai sekalipun.
Namun, terdapat beberapa kriteria yang membedakan orang yang mengalami gangguan hoarding disorder dengan orang yang mempunyai hobi mengoleksi. Orang dengan hobi mengoleksi cenderung terorganisir dan terarah dalam mengoleksi barang-barangnya, sedangkan orang dengan hoarding disorder lebih tidak teratur dalam menyimpan barang-barangnya sehingga dapat mengganggu aktivitas orang tersebut.
Barang-barang yang ditimbun oleh para hoarder bisa sangat beragam, mulai dari koran, botol plastik, nota belanja, bungkus makanan, hingga pakaian kotor. Tema dari barang-barang yang dikumpul ini tidak konsisten dan sering kali tidak berguna. Kekacauan yang ditimbulkan juga sangat berbeda dengan rasa malas untuk membereskan barang. Orang yang malas akan merasa senang jika barang-barangnya dibersihkan, sedangkan orang dengan hoarding disorder merasa tidak nyaman jika barang-barang mereka disentuh atau dirapikan, bahkan mereka lebih nyaman dengan kekacauan yang ada.
Mengatasi hoarding disorder bukanlah perkara mudah, baik bagi penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, serta hubungan sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal dan memahami gangguan ini agar dapat membantu sekiranya ada orang yang disekitar kita mengalami hoarding disorder.
Definisi Hoarding Disorder adalah kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan dalam membuang atau memisahkan barang yang dimilikinya sehingga dapat menyebabkan aktivitas keseharian dalam tempat tinggal menjadi terganggu. Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), hoarding disorder termasuk dalam obsessive-compulsive spectrum disorders sehingga orang dengan gangguan ini akan merasa sangat terikat dengan barang-barang milik mereka dan menjadi cemas saat memikirkan barang-barangnya akan dibuang.
Faktor utama dari Hoarding disorder adalah genetik, orang yang memiliki gangguan ini cenderung memiliki anggota keluarga yang juga memiliki gangguan yang sama. Namun tidak semua kasus Hoarding disorder terjadi karena faktor tersebut. Faktor lain yang dapat menyebabkan Hoarding adalah kondisi komorbiditas seperti gangguan suasana hati, kecemasan, atau ADHD. Faktor usia merupakan penyebab terakhir yang berpengaruh. Gejala gangguan cenderung muncul pada usia remaja dan dapat bertambah buruk seiring bertambahnya usia.
Hoarding disorder dapat berdampak serius pada kehidupan seseorang, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan akibat lingkungan hidup yang tidak higienis, serta menimbulkan stres dan kecemasan. Selain itu, hoarding disorder dapat mempengaruhi hubungan sosial karena orang dengan gangguan ini cenderung menarik diri dan merasa malu dengan kondisi mereka.