Kita tanya lagi dengan jujur kepada wali kota di mana program yang pernah dijanjikan seperti, Pembangunan kantor pelayanan publik yang ada di sekitar taman macam, sampah tukar beras, Smart Toilet Rp 17 miliar, penggunaan rumah pribadi sebagai “kantor Walikota”, rumah kontainer, mobil listrik yang tak kunjung hadir, dan terakhir masalah banjir dianggap kesalahan alam.
Janji kembali merujuk teori sosial, Pak Walikota kerap menyalahkan jika ada kegagalan dalam pemerintahan lalu bawahan cenderung dikorbankan. Dan ini sejalan dengan watak pemimpin yang pura-pura lupa janjinya dan BlameTrap cenderung menyalahkan orang atau bermuka dua.
Tanda-tanda kepemimpinan berwatak munafik dan menikam dari belakang ? Itulah gaya kepemimpinan Dany Pomanto jika mengalami kegagalan. Sejatinya kalau gagal lebih baik mundur terhormat sebagai pertanggungjawaban publik. Dan, Watak itu hanya ada di pemimpin Jepang atau kah budaya siri na pace juga masih kental di kepemimpinan Makassar ? (***)