spot_img

Memilih Kehidupan Akhirat

Bagikan:

Tanggal:

Sebagaimana diketahui, ketika Umar menjadi khalifah, banyak kemajuan yang diraih. Walau negara memiliki banyak kekayaan dan harta benda, namun Umar beserta keluarganya masih hidup kurang layak, dibanding kehidupan para raja yang ada di sekitar jazirah Arab kala itu.

Beberapa sahabat yang prihatin dengan kehidupan Umar, mengusulkan agar gaji Umar dinaikkan menjadi dua kali lipat. Hanya saja, para sahabat tidak berani menyampaikan hal tersebut kepada Umar. Akhirnya, sahabat minta Hafshah, janda Rasulullah SAW untuk menyampaikan niat baik tersebut kepada Umar.

Ketika Hafshah menyampaikan keinginan para sahabat, Umar naik pitam dan marah atas berita yang baru saja didengarnya. Umar kemudian berkata kepada Hafshah, “Anakku, selama engkau menjadi istri Rasulullah SAW, makanan apa yang biasa beliau santap?”

Hafshah menunduk, matanya berkaca- kaca. Ia teringat kesederhanaan Rasulullah SAW. Dengan terbata-bata Hafshah menjawab, “Roti tawar yang keras, dan untuk memakannya harus dicelupkan dulu ke dalam air minumnya.”

Umar melanjutkan pertanyaannya, “Pakaian apa yang paling mewah bagi beliau?”

Sambil tertunduk Hafshah menjawab, “Selembar jubah berwarna kemerahan karena sudah luntur. Itulah yang dibangga-banggakannya untuk menerima tamu kehormatan.”

Umar melanjutkan, “Apakah Rasulullah SAW tidur di atas tilam yang empuk?”

Sambil menangis, Hafshah menjawab, “Tidak. Rasulullah SAW hanya beralaskan selembar selimut tua. Kalau musim panas dilipatnya menjadi empat lapis supaya agak nyaman ditiduri. Saat musim dingin tiba, selimut tersebut dilipat menjadi dua, sebagai alas dan penutup badannya.”

Umar lalu berkata kepada Hafshah, “Anakku, Aku, Abu Bakr, dan Rasulullah SAW adalah tiga musafir yang menuju cita-cita yang sama. Karena itu harus menempuh jalan yang sama. Musafir pertama telah tiba di tempat tujuan, sebagai pelopornya, yakni Rasulullah SAW. Musafir kedua telah mengikuti jalannya dengan secara seksama, sehingga ia telah berkumpul bersama musafir yang pertama, yakni Abu Bakr. Apakah sebagai musafir ketiga, jika aku tidak memilih jalan yang sama akan dapat bergabung dengan mereka? Tidak, anak ku. Sampaikan kepada para sahabat yang menginginkan kenaikan gaji Umar itu, bahwa Umar ibn al-Khattab lebih memilih berkecukupan di akhirat daripada bermewah-mewah dalam fatamorgana.” Allah A’lam. ***

Baca juga :  Jaga Keselamatan, Satlantas Polres Pelabuhan Makassar Bantu Anak Sekolah Menyebrang Jalan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

RSUD Sinjai Adakan Lomba Busana dan Beri Penghargaan kepada Nakes Terbaik

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Sebagai bentuk kebanggaan pada keanekaragaman berbagai profesi, seluruh Pejabat, ASN dan karyawan Rumah Sakit Umum...

Hardiknas 2024, Transformasi Pendidikan Enrekang Meniti Generasi Kurikulum Merdeka Belajar

PEDOMAN RAKYAT, ENREKANG, – Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sertiap tahun 2024 di halaman...

Catatan Mudik Lebaran 2024 (1) : “Diskriminasi” Kecil di KM Tilongkabila

Pengantar: Wartawan “Pedomanrakyat.co.id” M.Dahlan Abubakar, pada Lebaran 2024 melakukan perjalanan mudik terlama, 14 hari, ke kampung halaman. Dalam lawatan...

Kadis Perindag Sulsel, Resmi Dilantik Jadi Pj Bupati Pinrang

PEDOMANRAKYAT, PINRANG - Ahmadi Akil, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel akhirnya resmi dilantik sebagai Penjabat (Pj) Bupati...