PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Gerakan Pemuda (GP) Ansor, memiliki peran strategis, dan signifikan. Di setiap episode sejarah, Badan otonom di bawah Nahdlatul Ulama (NU) ini, selain mampu mempertahankan eksistensi dirinya, juga mendorong dan menunjukkan kualitas peran, maupun kualitas keanggotaannya.
Karena itu, Gerakan Pemuda Ansor harus dibumikan di seluruh persada nusantara. Mengapa ? Ya, karena dalam diri setiap kader Ansor, terpampang tugas paling mulia, yakni mengawal eksistensi Islam Ahlussunnah Wal jama’ah, atau Aswaja.
Demikian dikemukakan Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kota Makassar, Muh. Rizal Burahmat, di sela-sela pembukaan Diklat Terpadu Dasar (DTD) I, Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Kecamatan Tallo, Jumat (30/09/2022) malam. Diklat diikuti sekitar 50 peserta, berlangsung tiga hari di Masjid Nurul Qur’an, Jalan Sultan Abdullah Raya, Lorong 2 Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo.
Muh. Rizal Burahmat mengakui, pembumian GP Ansor di setiap jengkal bumi nusantara, termasuk di Kota Makassar, tentunya untuk menjaga, merawat, hingga menjunjung tinggi ulama Nahdiyyin. Menjaga negara dari ancaman bangsa sendiri, menjaga keutuhan NKRI, menjaga Pancasila, mempererat ke-Bhinekaan, sekaligus menjauhkan diri dari upaya-upaya, atau ronrongan dari pihak yang sengaja mengadu domba.
“Secara historis, Indonesia merupakan basis keberagaman di dunia, mulai dari agama, ras, bahasa, dan suku. Hal itu melatarbelakangi letak urgensi dan relevansi mengapa Ansor harus mempunyai komitmen terhadap toleransi antar agama,” urainya pada TDR bertema “Pakajarreki Bida’NU” itu.
Rizal Burahmat mempertegas, sebenarnya, kehadiran GP Ansor bukan saja merajut persaudaraan seiman (sesama muslim), melainkan persaudaran sesama anak bangsa (ukhuwah wathoniyah), malah ukhuwah insaniya, atau persaudaraan antar sesama. Apalagi, ketiga persaudaraan tersebut menjadi energi, serta ruh yang bertalian dengan persaudaraan antar sesama manusia.