“Selamat berseminar dan saya sangat mengapresiasi pada Prof. Rahim Aman dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) yang dapat berkolaborasi dalam seminar ini menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu,” ujar JJ, kemudian bercerita mengenai perbedaan kata “menjemput” di Malaysia yang bermakna “mengundang”, yang pengertiannya berbeda dengan di Indonesia. Oleh sebab itu, Prof. Rahim waktu itu mengambil bahasa Indonesia agar dua negara ini tidak saling membenci gara-gara salah pengertian terhadap bahasa kata yang sama, tetapi maknanya berbeda.
Prodi ini masih sangat dibutuhkan. Ilmu tentang sastra Indonesia sangat dibutuhkan dan jangan pernah merasa bahwa ini tidak se-seksi Fakultas Kedokteran, Teknik, dan fakultas dianggap favorit. Ini tergantung kita bagaimana mengapresiasi prodi ini.
“Sungai kering menunggu hujan turun
Di tepinya banyak anak burung angsa
Simposium ini bukan sembarang pertemuan
Tapi wahana untuk merawat budaya bangsa,” Rektor Unhas Jamaluddin Jompa menutup sambutannya dengan pantun yang dilanjutkan dengan pernyataan pembukaan Seminar Internasional Bahasa, Sastra, dan Budaya yang dirangkaikan dengan Musyawarah Nasional Forum Program Studi Sastra Indonesia Seluruh Indonesia (Forprossi) dengan mengucapkan “basmalah”.
Seminar internasional ini diikuti sekitar 60 peserta dengan membahas 60 makalah dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Seminar bertema “Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional” yang dirangkaikan dengan Musyawarah Nasional Program Studi Sastra dan Bahasa Indonesia (Forprossi) 2023 itu dibuka Rektor Unhas Prof.Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. di rumah jabatan Rektor Unhas, Rabu (27/9/2023) malam.
Pada seminar yang dirangkaikan dengan peringatan Bulan Bahasa dan Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya Unhas tersebut, bertindak sebagai pembicara kunci Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa. Dekan FIB Unhas, Prof Akin Duli sementara pada acara pembukaan memberikan sambutan, Ketua Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas, Dr. Munira Hasjim, S.S., M.Hum,