Idwar Anwar penulis novel I Lagaligo yang juga wakil ketua Lapakkss saat diminta pandangaanya tentang I Lagaligo mengatakan keberadaan La Galigo sebagai sebuah karya besar, sampai saat ini masih berkutat pada naskah, khususnya aspek filologi.
Padahal, lanjut Edo sapaan akrabnya menambahkan sebagai sebuah karya besar, masih sangat banyak aspek yang dapat menjadi bahan kajian di kalangan akademisi. Misalnya, tentang persoalan lingkungan dan beberapa aspek lainnya.
“Sudah ada beberapa yang menulis tentang toponomi da nama-nama tokoh dalam La Galigo. Padahal La Galigo ini memiliki banyak aspek pengetahuan masa lalu masyarakat, khususnya di Sulawesi Selatan yang dapat menjadi bahan kajian di kalangan akademisi,”ujar Idwar Anwar yang intens mengkawal penyusunan Ranperda aksara lontaraq yang sementara bergulir pembahasannya di DPRD Sulawesi Selatan.
Lain lagi Syahrir Rani Dg. Nassa – penyair makassar menyoroti Hari Jadi Sulawesi Selatan ke 353, apa yang sudah dicapai dan kemajuan-kemajuan Sulsel. Saat milad yang lalu seni budaya pelibatan generasi milenial itu baik. Tetapi jangan lepas dari akar dan nuansa-nuansa budaya kita.
“Substansialnya adalah bicara ulang tahun sulsel tidak lepas bicara budaya dan kesenian,” kata Syahrir mengingatkan.
Sementara Ketua Lapakkss Andi Abubakar Hamid hanya menyinggung tekhnis pelaksanaan yang dijadwalkan 28 Desember 2022 di Area Museum Benteng Sombaopu. Kegiatan ini hanya berlansung sehari, dimulai sore hingga malam.
“Sore kita laksanakn dialog budaya dan pergelaran kesenian malam,”kata Kak Abu sapaan akrabnya seraya menambahkan khusus pergelaran selain dari Pengurus dan Anggota lapakks pun kita akan ajak group-group yang ingin berpartisipasi di acara kita nanti.